Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bank NTT Beri CSR Untuk Pembangunan Daerah Kabupaten Kupang

Sabtu, 17 Mei 2025 | 18:34 WIB Last Updated 2025-05-17T10:34:37Z



SUARAFLOBAMORA.COM – Di tengah perlambatan fiskal dan minimnya investasi swasta, Bank NTT tampil sebagai kekuatan sosial yang ikut menopang pembangunan daerah melalui pendekatan yang lebih manusiawi. Corporate Social Responsibility (CSR) bukan lagi sekadar program simbolik, melainkan menjadi kendaraan nyata untuk menjangkau kebutuhan masyarakat di akar rumput.


Salah satu contohnya adalah dukungan penuh terhadap Perayaan Paskah Kabupaten Kupang yang dihelat meriah antar-kecamatan. Tak tanggung-tanggung, Bank NTT mengucurkan dana CSR sebesar Rp300 juta, membiayai seluruh aspek acara mulai dari tenda, panggung, konsumsi, hingga perangkat suara.


CSR Bernyawa: Antara Spiritualitas dan Silaturahmi Sosial

Menurut Edwar Hade, Wakil Kepala Cabang Bank NTT Oelamasi, kehadiran Bank NTT di kegiatan ini bukan sekadar pencitraan. Ia menyebut dukungan tersebut sebagai bentuk partisipasi aktif membangun ruang publik yang mengikat nilai dan persaudaraan.


“Ini bukan bantuan seremonial. Kami ingin hadir sebagai mitra pembangunan, bukan sekadar penyedia jasa keuangan,” tegas Edwar, Rabu (30/4).


Perayaan Paskah yang berlangsung penuh kehangatan ini menjadi lebih dari sekadar acara keagamaan—ia berubah menjadi medium integrasi sosial dan kebersamaan warga, sesuatu yang kerap terpinggirkan dalam wacana pembangunan.


Dari CSR hingga Kredit Perumahan ASN: Bank NTT Menjawab Kebutuhan Rakyat

Langkah strategis Bank NTT dalam menjangkau sisi manusiawi pembangunan juga terlihat dalam program Kredit Perumahan Rakyat (KPR Kaperah) yang menyasar pegawai negeri sipil di Kabupaten Kupang. Selama ini, banyak ASN di daerah kesulitan mengakses rumah layak karena keterbatasan dana dan akses pembiayaan.


Melalui Kaperah, Bank NTT memberikan skema kredit yang lebih fleksibel dan ramah penghasilan ASN. Program ini menjadi solusi nyata atas tantangan perumahan yang selama ini membebani kalangan aparatur di daerah.


Standing Office: Etalase UMKM yang Dekat dengan Masyarakat

Bank NTT juga memfasilitasi pelaku usaha mikro lokal melalui program Standing Office setiap hari Jumat. Dengan membuka ruang terbuka di pelataran kantor cabang, bank ini memberikan panggung langsung bagi UMKM binaan dan lokal untuk menjajakan produk secara langsung ke publik.


“Kami buka ruang promosi langsung ke masyarakat, bukan hanya lewat brosur dan media sosial,” jelas Edwar.


Inisiatif ini tak hanya mendukung perekonomian keluarga, tetapi juga membangun ekosistem kewirausahaan lokal yang sehat dan berdaya saing.


CSR Jadi Strategi, Bukan Tambahan

Konsep CSR yang diterapkan Bank NTT bukan sekadar pemenuhan tanggung jawab korporasi, melainkan respons strategis atas keterbatasan anggaran pemerintah daerah, sekaligus jawaban atas lambatnya gerak investasi swasta. Di tengah kondisi fiskal yang ketat, inisiatif-inisiatif seperti ini menjadi penting untuk mempertahankan denyut pertumbuhan ekonomi lokal.


Kesimpulan: Bank NTT Tumbuh Bersama Masyarakat

Apa yang dilakukan Bank NTT saat ini menunjukkan bahwa peran lembaga keuangan tak melulu soal angka dan profit. Bank milik daerah ini membuktikan bahwa pembangunan sejati terjadi ketika lembaga keuangan berani turun ke lapangan, merangkul warga lewat program yang nyata dan menyentuh kebutuhan dasar mereka.


Dengan membiayai tenda perayaan, membuka akses kepemilikan rumah, dan memberi tempat bagi mama-mama pelaku UMKM untuk berjualan, Bank NTT menghadirkan narasi pembangunan yang lebih adil dan menyeluruh. Inilah wajah CSR yang hidup dan berdampak nyata—mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat Nusa Tenggara Timur.