Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Yohanes Landu Praing Kembali Dipercaya RUPS LB Jabat Plt. Dirut Bank NTT

Sabtu, 17 Mei 2025 | 18:59 WIB Last Updated 2025-05-17T10:59:48Z


SUARAFLOBAMORA.COM – Rabu pagi, 14 Mei 2025, langit Kupang belum sepenuhnya cerah. Awan sisa hujan semalam masih menggantung tipis, seolah menandai suasana yang tak kalah mendung di tubuh Bank NTT. Namun, satu per satu, para pemegang saham mulai berdatangan ke Hotel Aston Kupang. Bukan untuk rehat usai Musrenbang, tapi menghadiri pertemuan yang sejak awal disebut tertutup dan sangat terbatas.


Di lantai tiga hotel itu, berlangsung diskusi hangat yang lebih menyerupai arena diplomasi. Tak banyak suara lantang, tapi cukup untuk menyatukan arah dan menyegel satu keputusan penting: siapa yang akan memimpin kembali Bank NTT di tengah turbulensi yang belum juga reda.


Menjelang sore, rombongan kendaraan berpelat merah berpindah arah menuju Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT. Di Aula Fernandez, digelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2025 dan RUPS Luar Biasa. Rapat dimulai pukul 17.00 WITA dan baru berakhir nyaris tengah malam, pukul 23.51 WITA.


Hasil akhirnya cukup mengejutkan sekaligus melegakan: Yohanis Landu Praing, atau yang akrab disapa Umbu Praing, kembali dipercaya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank NTT.


Tidak ada gemuruh tepuk tangan atau deklarasi kemenangan. Namun di kalangan internal, keputusan itu seolah menegaskan satu hal: “yang asin tak mudah tawar.”


Umbu bukan orang baru di Bank NTT. Ia bukan sekadar nama kompromi. Ia adalah sosok yang sebelumnya telah memimpin dan sempat mendorong digitalisasi layanan, serta membawa Bank NTT menjalin kemitraan strategis melalui Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Jatim.


Kini, ia kembali duduk di kursi panas itu. Bukan karena tidak ada pilihan, melainkan karena mayoritas suara masih berpihak padanya. Proses konsolidasi sudah dilakukan jauh sebelum hari H. Beberapa kepala daerah, yang merupakan pemegang saham seri A, sempat mengusulkan nama lain. Namun seperti yang disampaikan salah satu sumber SelatanIndonesia.com, "Yang menguat tetap Umbu."


Menariknya, sebelum rapat resmi di Gedung Sasando, sejumlah diskusi awal berlangsung hangat di lobi Hotel Aston. Di sana, yang tersaji bukan hanya kopi, tapi juga komitmen dan negosiasi. Beberapa nama sempat mencuat, namun akhirnya mengendap begitu suara mayoritas berkumpul dan mengarah ke sosok yang dianggap paling stabil: Umbu Praing.


“Karena belum ada pejabat definitif, maka kami memutuskan kembali mengangkat Plt Dirut. Beliau masih Pak Umbu,” ungkap Bupati Manggarai Barat, Edy Endi, usai rapat di Gedung Sasando.


Kembali ke pucuk pimpinan bukan berarti tanpa beban. Umbu kini mengemban tanggung jawab lebih besar: menjaga keseimbangan antara neraca keuangan dan neraca kepercayaan publik. Di tengah sorotan terhadap transparansi pengelolaan BUMD, serta tekanan politik yang tak kunjung surut, Umbu harus bisa membuktikan bahwa dirinya bukan sekadar "jembatan kompromi", tapi pemimpin yang paham arah dan langkah.


Dengan status Plt yang akan berlangsung hingga pejabat definitif ditetapkan melalui proses seleksi OJK, Umbu kembali dihadapkan pada pekerjaan rumah besar: menjaga stabilitas internal, merawat kepercayaan pemegang saham, dan mempercepat langkah digitalisasi dan profesionalisasi manajemen Bank NTT.


Bank NTT bukan sekadar institusi keuangan. Ia adalah simbol kepercayaan daerah, pengelola dana publik, dan harapan ribuan warga terhadap pelayanan keuangan yang adil dan menjangkau pelosok. Dalam konteks itu, nama Umbu Praing masih jadi rasa yang paling kuat. Seperti asin air laut yang tak pernah habis, keberadaannya di pucuk pimpinan seolah memberi rasa yang tetap dibutuhkan para pemegang saham.


Drama kursi panas memang berakhir malam itu, tapi kisah perjuangan membangun bank daerah yang kuat, profesional, dan dipercaya publik baru saja dimulai kembali—dengan sosok lama, pada babak yang baru. ***