Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Senandung Dini Hari dari Timur: Saat Bank NTT Memilih Jalan Baru

Kamis, 15 Mei 2025 | 20:56 WIB Last Updated 2025-05-20T15:36:53Z




SUARAFLOBAMORA.COM - Malam itu tak biasa. Angin di Kota Kupang seakan membawa kabar penting, seperti bisikan yang ditunggu-tunggu oleh bumi Flobamora. Di dalam sebuah aula megah di Kantor Gubernur NTT, lampu-lampu tak pernah padam, bahkan hingga waktu bergulir ke dini hari.


Waktu menunjukkan pukul 01.15 WITA, Kamis, 15 Mei 2025. Namun tak ada tanda lelah dari wajah-wajah yang hadir di ruang itu. Di antara mereka berdiri Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena—sosok yang malam itu tak sekadar menjadi tuan rumah, tetapi juga pemimpin perubahan.


Ia baru saja menutup Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Bank NTT, sebuah forum penting yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham: para bupati dan walikota dari 22 kabupaten dan kota seantero NTT. Mereka berkumpul bukan untuk sekadar formalitas, tetapi untuk mengambil keputusan penting tentang arah masa depan Bank Pembangunan Daerah mereka.


Keputusan yang Mengubah Arah

“Bank NTT tidak bisa lagi jadi milik siapa pun yang tidak memahami denyut perbankan. Ini soal kepercayaan. Soal masa depan,” ucap Gubernur Melki dengan suara tenang namun mantap dalam konferensi pers setelah rapat panjang itu.


Dalam ruangan yang masih hangat oleh diskusi panjang, hadir pula wajah-wajah yang tak asing: Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo, Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago, Bupati Malaka dr. Stefanus Bria Seran, dan nama-nama lain yang selama ini menjadi penggerak roda pembangunan di wilayahnya masing-masing.


Mereka semua sepakat: Bank NTT harus dipimpin oleh para profesional sejati. Bukan tokoh politik, bukan eks birokrat, melainkan insan perbankan murni. Mereka yang telah membuktikan diri, bukan lewat koneksi, tetapi melalui reputasi dan integritas.


RUPS Luar Biasa malam itu melahirkan dua nama calon Direktur Utama Bank NTT yang akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Charli Paulus dan Yohanes Landu Praing. Keduanya dipilih dari empat kandidat dengan ketat dan teliti, bukan sekadar karena prestasi, tetapi juga karena masa depan bank ini akan bertumpu di tangan mereka.


Di sisi lain, untuk posisi komisaris, keputusan juga telah diambil:

Doni H. Heta Hubun, mantan Kepala BI Perwakilan NTT, dipercaya sebagai Komisaris Utama.

Frans Gana, kembali menjabat sebagai Komisaris Independen.

Eko Sitiabudi dan Yosef Jiwadeole, serta satu nama tambahan dari Bank Jatim yang masih dalam tahap akhir.


Sedangkan jajaran direksi lainnya yang diusulkan meliputi:

Direktur Operasional dan SDM: Yohanes Praing dan Rahmat Saleh

Direktur Kredit: Aloysius “Allo” Geong

Direktur Dana: Siti Aksa

Direktur IT: Soni Pellokila

Direktur Kepatuhan: Revi (Bank Jatim)

Direktur Treasury dan Keuangan: Heru (Artha Graha)


Gubernur Melki menegaskan, proses seleksi tidak main-main. Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) Bank NTT telah menyaring 27 nama pendaftar—13 calon direksi dan 11 calon komisaris. Mereka bukan hanya diuji secara administrasi, tetapi juga reputasi dan catatan etiknya. Tak boleh ada cela.


“Tak ada yang masuk karena titipan. Semuanya murni karena kualitas,” ujar Melki, menutup keterangannya malam itu dengan tatapan yang seolah ingin menembus tahun-tahun ke depan.


Bank NTT sedang bersiap menulis babak baru. Babak yang tak lagi didefinisikan oleh kepentingan politik, melainkan oleh cita-cita ekonomi yang inklusif, profesionalisme, dan harapan akan masa depan NTT yang lebih cerah.


Dan malam itu, di bawah langit timur yang temaram, sebuah pesan kuat bergema dari dalam aula: Bank ini milik rakyat. Dan rakyat pantas mendapatkan yang terbaik. ***