Jum'at 27 Jun 2025

Notification

×
Jum'at, 27 Jun 2025

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Yohanes Landu Praing,Pekerja Keras Yang Direstui Semesta dan Dipercayai RUPS Pimpin Bank NTT

Senin, 02 Juni 2025 | 17:01 WIB Last Updated 2025-06-02T09:02:25Z

 

SUARAFLOBAMORA.COM - Nama Yohanis Landu Praing kembali menggema. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank NTT pada 14 Mei 2025 memutuskan satu hal penting: menunjuknya sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama. Tak ada pesta. Tak ada letupan sorak. Tapi semua yang mengenalnya tahu—ini adalah langkah yang telah lama dipersiapkan semesta.

Yohanis bukan nama baru di tubuh Bank NTT. Ia bukan pejabat yang datang dengan janji gilang-gemilang atau jargon membara. Ia datang dengan cara lain—diam, konsisten, dan setia. Sejak Maret 2002, ia menapakkan kaki di institusi ini, bukan untuk sekadar bekerja, tapi untuk menumbuhkan.

Langkah pertamanya bukan di ruang ber-AC, tapi di Lewa, Sumba Timur—sebuah cabang pembantu yang jauh dari hiruk-pikuk ibukota provinsi.

Di sana, ia belajar tentang denyut nadi keuangan di daerah terpencil, tentang tanggung jawab lebih besar dari sekadar angka, dan tentang pentingnya kepekaan sosial dalam menjalankan layanan publik.

Dari sana, peta kariernya terbentang panjang. Weluli, Atambua, Betun, hingga akhirnya memimpin Cabang Khusus, unit yang dipercaya menangani nasabah-nasabah besar dengan risiko tinggi. Lalu, ia kembali ke pusat, dipercaya sebagai Kepala Divisi Corporate Secretary, sebelum pada Juli 2019 menjabat Direktur Umum.

Tak banyak tahu, selama memegang jabatan strategis itu, Yohanis menanamkan banyak perubahan sistemik. Ia memperkuat manajemen risiko. Ia membenahi alur kerja internal. Ia menghapus sekat-sekat birokrasi yang tak perlu. Semua dilakukan tanpa sorotan, tanpa panggung.

Di balik itu semua, Yohanis tetap belajar. Dua gelar sarjana ia kantongi. Sertifikasi manajemen risiko Level 4 dan 5 dari BSMR ia selesaikan. Tak terhitung pelatihan teknis dan strategis ia ikuti. Semua bukan demi gelar, tapi demi tanggung jawab.

Kini, di usia 51 tahun, ketika suara tepuk tangan tak lagi menjadi ukuran keberhasilan, Yohanis berdiri di garda depan. Menjadi nahkoda bagi Bank NTT, lembaga yang bukan hanya mengelola dana publik, tapi juga harapan jutaan warga Nusa Tenggara Timur.

"Ia tahu jantung Bank NTT. Dari pusat sampai ke pelosok, dia pernah ada di sana," ujar seorang rekan kerjanya, sambil menyimpan kekaguman.

Bank NTT bukan lagi sekadar bank daerah. Ia adalah alat pembangunan, mesin pemerataan, dan jantung ekonomi lokal. Di tangan Yohanis, harapan itu kini dikawal dengan tenang, seperti aliran sungai yang tak pernah riuh, tapi pasti membawa air ke muara.

Yohanis tidak pernah mengejar panggung. Ia tidak memimpin dengan retorika. Tapi mereka yang pernah bekerja bersamanya tahu: ia memimpin dengan rasa tanggung jawab yang tulus.

Kini, semua mata menanti arah yang akan ia tuju. Tapi mereka yang mengenalnya tak terlalu khawatir. Karena di balik langkah senyapnya, selalu ada tujuan yang jelas.

Dan Bank NTT, di bawah tangannya, tak sekadar berjalan—ia bergerak dengan tenang, menuju masa depan yang ia bangun dari akar. ***