Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Yohanis Landu Praing: Sosok Senyap di Balik Stabilitas Bank NTT

Senin, 02 Juni 2025 | 13:33 WIB Last Updated 2025-06-02T05:33:35Z



SUARAFLOBAMORA.COM – Tanpa banyak gebrakan dan sorotan, Yohanis Landu Praing perlahan menapaki tangga kepemimpinan tertinggi di Bank NTT. Pria kelahiran Belu, 16 Juni 1974 ini, kembali menjadi sorotan setelah ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank NTT pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB), Rabu, 14 Mei 2025. 

Penunjukan ini bukan kejutan, melainkan pengakuan atas dedikasi panjang dan konsistensinya di dunia perbankan daerah.

Yohanis bukan figur baru. Ia telah menorehkan lebih dari dua dekade pengabdian di Bank NTT sejak bergabung pada Maret 2002. Kariernya dimulai dari posisi pelaksana di kantor pusat. 

Namun bukan di balik meja empuk kariernya bersinar, melainkan ketika ia ditugaskan ke Lewa, Sumba Timur, sebuah wilayah yang menuntut adaptasi ekstrem, ketahanan mental, dan kecerdikan sosial.

Ia terus dipercaya naik jenjang—dari Asisten Manajer Bisnis di Weluli, Manajer Operasional di Atambua, hingga Kepala Cabang di Betun. Saat memimpin Cabang Khusus, ia menangani nasabah dengan kebutuhan keuangan yang lebih kompleks, menandai kematangan teknis dan kepemimpinannya.

Puncak karier Yohanis dimulai pada Juli 2019, saat ia diangkat sebagai Direktur Umum Bank NTT. Di posisi ini, ia tak banyak tampil, tapi justru fokus membenahi sistem kerja internal dan memperkuat manajemen risiko—dua pilar penting bagi keberlangsungan bank di tengah guncangan ekonomi dan tuntutan digitalisasi.

Tidak berhenti pada karier, Yohanis juga dikenal sebagai pembelajar yang tak kenal lelah. Ia menempuh dua gelar sarjana, serta mengantongi sertifikasi manajemen risiko level 4 dan 5 dari BSMR. Ia juga mengikuti berbagai pelatihan krusial, mulai dari kredit UMKM hingga tata kelola dan anti pencucian uang.

Penunjukannya sebagai Plt Dirut Bank NTT bukan hanya soal pengisian posisi kosong. Di tengah dinamika industri perbankan dan tuntutan publik atas transparansi dan modernisasi, Yohanis dianggap sebagai sosok yang paling memahami DNA Bank NTT. “Dia tahu betul jantung institusi ini. Dari kantor pusat sampai desa, dia pernah bekerja di sana,” ujar seorang pejabat internal.

Di usia 51 tahun, Yohanis mengemban amanah untuk menjaga ritme transformasi Bank NTT: menjadi bank modern yang tetap berpijak pada nilai-nilai lokal. Sebagai bank milik daerah, Bank NTT diharapkan tetap menjadi instrumen pembangunan, bukan hanya institusi finansial.

Yohanis bukan tipe pemimpin yang haus sorotan. Namun justru dalam kesenyapan itu, lahir ketegasan dan kontinuitas. Dalam dunia perbankan yang sering kali diwarnai oleh kepemimpinan flamboyan, gaya Yohanis menjadi kontras yang menyejukkan—ia memilih bekerja dalam diam, memastikan fondasi kuat sebelum bicara hasil.

Kini, sorotan tidak hanya tertuju pada kebijakan yang akan ia ambil sebagai Plt Dirut, tapi juga pada harapan bahwa di bawah komandonya, Bank NTT tetap tumbuh stabil, akuntabel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Satu hal yang pasti, bagi Yohanis, memimpin bukan soal gaya—tapi soal tanggung jawab. Dan Bank NTT, di tangannya, berada di jalur kesinambungan yang kokoh. ***